Sabtu, 22 Januari 2011

Gambaran Kondisi Dinamika Atmosfer tanggal 22 Januari 2011 terkait terjadinya hujan lebat di Kota Kendari










Kesimpulan :
Skala Global
  1. Sesuai informasi dari BMKG pusat bahwa masih terjadi Lanina Moderate, maka menyebabkan jumlah curah hujan yang meningkat dan hal ini berlangsung sampai bulan Pebruari 2011.
  2. Selain terjadinya La Nina Moderat, sekarang ini terjadi Monsun dengan pola Baratan (posisi matahari di Belahan Bumi Bagian Selatan), dimana terjadi tekanan tinggi di Asia, hal ini menyebabkan massa udara dari daratan Asia bergerak masuk ke wilayah Indonesia (sifat massa udara basah). Dengan masuknya massa udara dari Asia inilah yang meningkatkan pertumbuhan awan konvektif yang akhirnya meningkatkan jumlah curah hujan.
  3. Data indeks Surge menunjukan bahwa perbedaan Tekanan antara Hongkong dan Cina >10 mb (Cold surge terjadi), kondisi ini yang menyebabkan tekanan tinggi di Asia dan tekanan rendah Indonesia,  sehingga massa udara bergerak dari Asia ke Indonesia dan hal ini yang menyebabkan terjadinya hujan di Indonesia.
  4. Dari Gambar Grafik Indeks SOI menunjukkan bahwa masih menunjukan nilai (+) positif yang berarti bahwa kondisi jumlah curah hujan di Indonesia Wilayah Timur meningkat.
  5. Data Sea Surface Temperature (SST) menunjukan suhu muka laut wilayah Indonesia bagian Timur, masih diatas 270C, hal ini menggambarkan bahwa penguapan yang terjadi dilaut masih cukup tinggi sehingga kandungan uap air yang terdapat di udara cukup tinggi
Skala Regional
  1. Dari Gambar Streamline lapisan 3000 feet menunjukkan bahwa pola angin di Indonesia bergerak dari Barat ke Timur, selain itu dari gambar terlihat bahwa massa udara berasal dari Samudera Pasifik yang bersifat basah, hal ini yang memicu pertumbuhan awan konvektif di Indonesia. Untuk wilayah Kota kendari terlihat bahwa terjadi shearline (belokan angin) yang berarti terjadi penumpukan massa udara (awan konvektif cukup aktif) pada akhirnya terjadi hujan.
  2. Dari Gambar Tekanan Udara menunjukan bahwa banyaknya terdapat Daerah Pusat Tekanan Rendah di Belahan Bumi Selatan dan di Equator, namun ada satu daerah pusat tekanan rendah yang menarik semua massa udara di Indonesia bergerak di Daerah Pusat Tekanan Rendah tersebut yaitu daerah Low yang berada di sebelah Timur Laut Benua Australia (986 mb), hal inilah yang menyebabkan banyak terdapat daerah shearline di Indonesia.
Skala Lokal
Kondisi Stabilitas udara menunjukan bahwa :
  1. K-indeks (35) = konvektif sedang
  2. L-indeks (-2) =Thunder stroom
  3. Showalter Indeks (-2) =  Thuder stroom
  4. Relatif Humidity (RH) 700 Hpa : >60%
  5. Relatif Humidity (RH) 850 Hpa : >80%
Gambaran kondisi Skala Lokal
  1. Kondisi K-indek tingkat kecenderungan pertumbuhan awan (tingkat konvektif) Tingkat Sedang.
  2. Kondisi L-indeks adalah gambaran kondisi labilitas udara di atmosfer dan dari gambar menunjukan bahwa tingkat labilitas udara di Kota kendari pada Tingkat dimungkinkan terjadi Thunder Stroom)
  3. Kondisi Showalter Indeks adalah gambaran kondisi labilitas udara di atmosfer, dan dari gambar menunjukan bahwa tingkat labilitas berada pada tingkat dimungkinkan terjadi Thunder stroom)
  4. Data RH pada lapisan 700 mb dan 850 mb adalah gambaran kandungan uap air di udara, dimana dari gambar menunjukan bahwa kondisi kandungan uap air di wilayah kota Kendari cukup banyak, sehingga dapat memicu pertumbuhan awan konvektif (awan hujan).
Dari data Satelit MTSAT menunjukan bahwa banyak sekali kumpulan awan yang terjadi di atas wilayah Kota kendari, dimana terdapat juga awan Cumulusnimbus yang merupakan awan - awan hujan. Dengan adanya awan Cumulusnimbus yang cukup tebal (tingginya >9000 m) dan tinggi dasar awan yang cukup rendah, maka Kota Kendari berpotensi terjadi hujan lebat dengan disertai guntur dan angin kencang.

Kondisi Dinamika Atmosfer diataslah yang menyebabkan terjadi hujan yang cukup lebat, dimana jumlah curah hujan yang tercatat di Stasiun Meteorologi Maritim Kendari tanggal 22 Januari 2011 adalah 49 mm/hari.


Forecaster on Duty 

Aris Yunatas, SP. 

Tidak ada komentar: